umlah perokok di Indonesia rupanya terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masyarakat Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai konsumen rokok terbesar di dunia.

Hal tersebut diungkapkan oleh kata Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Adang Bactiar, mengutip data dari WHO. "Indonesia berada di peringkat ketiga setelah Cina dan India, di atas Rusia dan Amerika," katanya seperti yang dilansir Gatra (12/06/2012)

Dalam deklarasi Koalisi Profesi Kesehatan Anti Rokok di Jakarta, Kamis pekan lalu, Adang menyebutkan bahwa 4,8 persen dari 1,3 milyar perokok di dunia berasal dari Indonesia.

Jumlah perokok di Indonesia, menurut dia, juga diperkirakan terus meningkat karena konsumsi rokok remaja laki-laki yang tahun 1995 hanya 13,7 persen naik menjadi 37,3 persen tahun 2007.

Perokok wanita jumlahnya juga meningkat dari 0,3 persen pada tahun 1995 menjadi 1,6 persen tahun 2007.

Melihat kondisi tersebut, kata dia, enam koalisi profesi kesehatan anti rokok akan memulai usaha menekan dampak penggunaan tembakau terhadap kesehatan dengan menerapkan kawasan bebas rokok di setiap kegiatan dan fasilitas organisasi profesi.

"Visi kami adalah Indonesia Bebas Rokok tahun 2025," tambahnya.

Sebelumnya hal yang sama juga pernah diutarakan oleh Ketua Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) Farid Anfasa Moeloek dalam aksi damai memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) tahun 2011 silam yang dilansir oleh harian JPNN.

Kenaikan tertinggi sebesar 4 kali lipat terjadi pada kelompok umum 5-9 tahun, sedangkan peningkatan pada kelompok 15-19 tahun adalah 144 persen selama periode 1994-2004. Dari penelitian Universitas Hamka dan Komnas Anak di tahun 2007, menunjukkan hampir semua anak (99,7 persen) melihat iklan rokok di televisi dan 68,2 persen memiliki kesan positif terhadap iklan rokok, serta 50 persen remaja perokok lebih percaya diri seperti dicitrakan iklan rokok.