![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXLyqXKgJQKogPpBBOHdNHYMI5P1Y6tJ_bUmqmbiQadfNwx3Lv-BO-ZDDyKbJ1NnUDZcUFQy9jgqSvLpU78rsqeXIi_DZLqN8mElW-Yht3-TfXzHcIhuRChyQlCksH0L5CWRytnHwgyvY5/s200/kekejaman-densus-88.jpg)
Din
yang juga merupakan Ketua PP Muhammadiyah ini mengaku menerima kiriman
video kekerasan itu satu minggu yang lalu. Ia pun tak tahu siapa yang
mengiriminya. “Justru kami dikirimi dengan orang yang kami tidak kenal,
dalam video itu kapan dan di mana tidak jelas,” kata dia.
Dalam video itu, Din menceritakan
terdapat gambar penyiksaan terhadap orang yang disangka teroris. Rekaman
itu menunjukkan sikap para anggota Densus 88 yang keji menindas
teroris.
“Luar biasa penindasan itu, diikat kaki
dan tangannya, ditembak, diinjak-injak. Dan ada yang bernada nuansa
keagamaan ‘Anda kan mau mati beristighfar lah’. Itu ajaran agama mana?
Mengajak orang istighfar tapi tak diselamatkan?” tuturnya.
Namun, menurutnya, yang paling penting
dalam pertemuan itu Kapolri memberi respon positif. “Alhamdulillah bapak
Kapolri memberikan respon positif terutama melakukan penindakan
terhadap oknum-oknum Polri. Baik dari Densus 88 maupun Brimob untuk
ditindak sesuai hukum yang berlaku.”
Keberanian MUI Pusat, untuk melaporkan
dugaan pelanggaran HAM Densus 88 diapresiasi oleh ormas dan tokoh Islam
diantaranya Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual dan Ulama Muda
Indonesia (MIUMI), Ustadz Bachtiar Natsir mengaku sangat bahagia dengan
upaya sejumlah ormas menuntut Kapolri mengevaluasi keberadaan Detasemen
Khusus (Densus) 88.
“Namun saya berharap ormas Islam dan
MIUMI turut mengawal ketat proses ini dan jangan lengah,” tegasnya
kepada arrahmah.com, Jum’at (1/3/2013).
Pembina Arrahman Qur’anic Learning
Center ini, juga menyatakan bahwa sepak terjang Densus selama ini telah
menyakiti perasaan umat Islam dengan ulah asal tuduh dan tembak Densus
88 yang dilakukan selama ini kepada umat Islam.
“Densus telah melukai hati ummat Islam
dengan luka yang dalam, kekerasan dan pelecehan fisik hingga
penghilangan nyawa bahkan pembunuhan karakter keluarga seseorang telah
dilakukan Densus 88, begitu pula media khusus densus 88 yang bagaikan
sinetron semakin menyempurnakan kekejian Densus 88,” ungkapnya.
Lebih dari itu, Ustadz Bahtiar juga
menyerukan kepada Ormas untuk mendesak DPR agar segera bekerja untuk
mengaudit kinerja dan keuangan Densus 88. Bahkan jika terbukti
melanggar, umat Islam harus berani menyeret pejabat Densus 88 ke
pengadilan.
“Jika terbukti telah melakukan
pelanggaran HAM berat, maka ormas dan ummat Islam harus menuntut hukuman
kepada jajaran pimpinan Densus 88 dengan hukuman seadil-adilnya,”
tandasnya.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !